Pengendalian Penyakit Blast pada Tanaman Padi

Pengendalian Penyakit Blast pada Tanaman Padi

Penyakit Blast disebabkan oleh jamur Pyricularia oryza. Penyakit ini menjadi ancaman serius bagi tanaman padi. Penyakit Blast pada padi sawah dapat menyerang pada semua fase pertumbuhan, malahan pada benih padi pun sudah mulai terinfeksi penyakit blas. Jamur P. grisea mempunyai banyak ras. Pada kondisi lingkungan yang mendukung, satu siklus penyakit blast membutuhkan waktu kurang lebih 1 minggu, yaitu dimulai ketika spora jamur menginfeksi dan menghasilkan suatu bercak pada tanaman padi

dan berakhir ketika jamur bersporulasi (menghasilkan spora baru) yang siap disebarkan ke udara. Selanjutnya dari satu bercak dapat menghasilkan ratusan sampai ribuan spora dalam satu malam dan dapat terus menghasilkan spora selama lebih dari 20 hari. Lebih menyukai kondisi periode embun yang panjang, kelembaban yang tinggi dan temperatur malam hari sekitar 22–25 °C.

Kiat-kiat pengendalian penyakit blast

1. Gunakan varietas tahan sesuai dengan sebaran ras yang ada di daerah setempat.

Gambar: https://gdm.id/bibit-padi-unggul/

Beberapa varietas padi yang tahan terhadap beberapa ras patogen penyakit blas diantaranyas adalah Inpari 21, Inpari 22, Inpari 26, Inpari 27, Inpago 4, Inpago 5, Inpago 6, Inpago 7, dan Inpago 8.

2. Gunakan benih sehat.

Gambar: https://www.kampustani.com/cara-seleksi-benih-padi-dengan-air-garam/

Perlu dilakukan perlakuan/pengobatan benih dengan fungisida sistemik seperti trisiklazole dengan dosis formulasi 3-5 g/kilogram benih. Pengobatan benih dapat dilakukan dengan cara perendaman benih (soaking) atau pelapisan benih (coating) dengan fungisida anjuran.

3. Hidarkan penggunaan pupuk nitrogen diatas dosis anjuran.

Gambar: https://www.deltaagrotani.com/pemupukan-padi-ciherang-yang-benar/

Pertanaman yang dipupuk nitrogen dengan dosis tinggi menyebabkan tanaman menjadi lebih rentan dan keparahan penyakit lebih tinggi. Sebaliknya dengan pupuk kalium menyebabkan tanaman menjadi lebih tahan terhadap penyakit blas. Oleh karena itu, disarankan menggunakan pupuk nitrogen dan kalium secara berimbang.

4. Hindarkan tanam padi dengan varietas yang sama terus menerus sepanjang tahun.

Gambar: https://technology-indonesia.com/pertanian-dan-pangan/inovasi-pertanian/inpari-48-blast-alternatif-varietas-unggul-baru-tahan-blas/

5. Sanitasi lingkungan harus intensif karena inang alternatif patogen dapat berupa rerumputan.

Gambar: https://tabloidsinartani.com/detail/indeks/pangan/21825-Inilah-Penyebab-Timbulnya-Penyakit-Tanaman-Padi

7. Pengendalian secara dini dengan perlakuan benih sangat dianjurkan untuk menyelamatkan persemaian sampai umur 30 hari setelah sebar.

Pada tahap ini dapat di lakukan Seed Treatment dengan pengaplikasian STROZOL 25/55 WG.

Gambar: Pengaplikasian STROZOL 25/55 WG (Seed Treatment)

Pengaplikasian STROZOL 25/55 WG untuk mencegah penyakit patah leher (blast) dimulai pada saat sebelum tanam dengan konsentrasi 2 gr/L.



Apa itu STROZOL 25/55 WG?

Gambar: STROZOL 25/55 WG

STROZOL 25/55 WG merupakan fungisida protektif dan kuratif yang sangat kuat dalam mengendalikan penyakit utama pada tanaman padi yaitu penyakit blas daun dan blas leher. Dengan dua bahan aktif unggulan STROZOL 25/55 WG dapat memberikan perlindungan optimal terhadap serangan penyakit di tanaman padi.

8. Penyemprotan fungisida sistemik untuk mencegah penyakit blas daun dan blas leher terutama di daerah endemik.

Gambar: Pengaplikasian STROZOL 25/55 WG 10-15 dan 25 HST

Pada masa pertumbuhan ini dapat dilanjutkan dengan pengaplikasian STROZOL 25/55 WG saat usia tanaman padi 10-15 HST (Hari Setelah Tanam) dengan konsentrasi 1,5 gr/L atau 25 gr/Tangki, 25 HST (Hari Setelah Tanam) dengan konsentrasi 1,5 gr/L atau 25 gr/Tangki.

10. Pemakaian kompos sebagai sumber bahan organik.

Gambar: https://www.rumahmesin.com/proses-pembuatan-kompos/

Dengan mengikuti langkah-langkah diatas dan juga pengaplikasian STROZOL 25/55 WG dapat mencegah penyakit patah leher (blast) karena sudah terbukti bahwa STROZOL 25/55 WG dapat Melindungi Sejak Dini.

Sumber: cybex.pertanian.go.id

Tinggalkan komentar